HARIAN.NEWS,MAKASSAR – Para pencari kerja di ruas jalan mewarnai kota Makassar. Jalanan menjadi arena perjuangan mencari nafkah dan bertahan hidup.
Mereka terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang semakin dalam dan tidak tahu kapan ketidakpastian akan berlalu.
Tekanan berat ekonomi semakin menghimpit, penurunan daya beli dan persaingan dengan pemodal besar membuat semakin kesulitan untuk bertahan.
Baca Juga : BPJS dan Jerit Senyap yang Luput
Pekerja-pekerja asongan, penjual koran, pengamen, tukang becak, ojek pangkalan, boneka besar di jalan, manusia silver, pak ogah dll berjuang di jalan.
Inilah pilihan hidup di kota dengan berbagai tantangan. Meski harus menghindar sementara dari kejaran Satpol PP tidak mengapa.
Setelah petugas meninggalkan tempat, mereka kembali berjibaku demi sesuap nasi. Mereka terbiasa kucing-kucingan dengan aparat bahkan memaklumi, bahwa satpol menertibkan dalam rangka menjalankan tugas, tidak usah dilawan.
Baca Juga : Pendengung dan Pemengaruh
Fenomena dan realitas kehidupan yang sedemikian berat harus dikemanakan. Pemerintah daerah bahkan menganggap keberadaan mereka menggangu ketertiban umum.
Dan menyerukan agar tidak menghiraukan keberadaan mereka di jalan. Jangan diberi uang. Pengusiran para pencari cuan di jalan dari tempat strategis tanpa solusi yang jelas.
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
