Logo Harian.news

Perjalanan PAN: Komitmen Awal dan Tantangan Masa Kini

Refleksi jelang Muswil PAN: Antara Idealisme dan Pragmatisme

Editor : Andi Awal Tjoheng Rabu, 30 April 2025 13:37
Logo Partai Amanat Nasional ||net
Logo Partai Amanat Nasional ||net

HARIAN.NEWS,GOWA – Partai Amanat Nasional (PAN) di deklarasikan pada tanggal 23 Agustus 1998. Lahir dari rahim reformasi, saat bangsa Indonesia tengah mencari arah baru pasca kejatuhan rezim Orde Baru.

Sebagai salah satu partai yang didirikan dengan semangat perubahan, Partai Amanat Nasional membawa idealisme besar, yaitu memperjuangkan demokrasi, pluralism, kesetaraan manusia, keadilan sosial, dan pemerintahan yang bersih.

Namun, seiring berjalannya waktu, realitas politik nasional yang keras dan dinamis menuntut adaptasi. Di sinilah PAN dihadapkan pada pilihan yang sulit – tetap teguh dalam idealisme atau menyesuaikan diri secara pragmatis demi kelangsungan politik.

Baca Juga : PAN Sulsel Dukung Zulhas Maju Pilpres 2029

Partai Amanat Nasional, didirikan pada tahun 1998 dengan tokoh sentral seperti Amien Rais, PAN mengusung semangat reformasi yang kuat.

Partai ini menawarkan alternatif politik baru, yakni berkomitmen pada demokrasi, pluralisme, keadilan social, etika politik dan supremasi hukum.

Platform PAN pada masa awal penuh dengan janji pembaruan dan perubahan yang bersandar pada nilai moral dan etika politik. Para pendiri PAN membayangkan sebuah partai modern yang tidak hanya mengejar kekuasaan, tetapi juga memperjuangkan nilai.

Baca Juga : Zulhas Tunjuk Pemimpin Strategis PAN, Ashabul Kahfi Fokus di Sulawesi

Namun idealisme, betapapun mulianya, kerap berhadapan dengan realitas politik yang kompleks. Sistem multipartai di Indonesia, kebutuhan untuk berkoalisi, serta tekanan elektoral memaksa PAN untuk bersikap lebih pragmatis.

Tidak sedikit keputusan PAN dalam perjalanan politiknya yang mencerminkan kompromi-kompromi strategis. Misalnya, dalam beberapa kontestasi nasional dan daerah, PAN memilih bergabung dalam pemerintahan atau mendukung kandidat Presiden/Kepala Daerah, bukan semata-mata atas dasar kesamaan visi, ideologis, melainkan pertimbangan peluang politik.

Ini mencerminkan upaya PAN untuk tetap relevan dan mempertahankan posisi dalam peta kekuasaan.

Baca Juga : Chaidir Syam Nyatakan Siap Bertarung di Muswil PAN Sulsel, Siapa Kandidat Terkuat?

Baca berita lainnya Harian.news di Google News

Redaksi Harian.news menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected]
Halaman
Penulis : Dr.H.Usman Lonta (Wakil Ketua DPW PAN Sulsel)

Follow Social Media Kami

KomentarAnda